MODUL 7

Membangun Identitas dan Bercerita tentang Organisasimu

Imam Soedardji

Penulis

LATAR BELAKANG

Pada bidang pembangunan sosial, terutama di organisasi-organisasi akar rumput, praktik komunikasi seringkali hanya memiliki peran sebagai pendukung program. Sedangkan, dengan keterbukaan informasi yang semakin luas saat ini, komunikasi mempunyai fungsi yang krusial. Dalam konteks ini, komunikasi digital menjadi fundamental yang sangat penting bagi bagi sebuah organisasi, bukan hanya dalam menyebarkan informasi tetapi juga membentuk identitas dan menyampaikan misi dari organisasi itu sendiri.

Ada banyak kanal media digital yang bisa digunakan, mulai dari facebook, X (twitter), Instagram, linkedin, TikTok hingga website, yang dapat dimaksimalkan oleh organisasi akar rumput dalam menjangkau lebih banyak audiens baru, terlebih menurut data dari DataReportal ada 4.14 miliar orang dari seluruh dunia terkoneksi dengan internet. Karena itu, media digital pun memiliki peran dalam menghubungkan organisasi akar rumput dengan publik luas, organisasi lain, hingga lembaga donor.

Hal tersebut tentunya dapat dilakukan dengan strategi komunikasi yang tepat dan memperkuat branding organisasi di kanal-kanal media digitalnya. Tentunya branding tersebut penting dan menjadi tujuan besar dari sebuah organisasi dan diselaraskan oleh strategi komunikasi, untuk menarik perhatian yang kemudian membentuk identitas, sehingga dapat mudah diingat serta dikenali oleh lebih banyak orang.

TUJUAN
  • Mengajak peserta memahami akan pentingnya branding pada proses komunikasi.
  • Mampu memandu peserta membuat strategi komunikasi organisasi secara online dan memelihara interaksinya.
POKOK BAHASAN
  • Mempelajari pentingnya identitas brand dari sebuah organisasi.
  • Mempelajari bagaimana membangun identitas brand organisasi.
  • Mempelajari peran dari sebuah branding organisasi dalam komunikasi online organisasi.
  • Mempelajari bagaimana memabangun strategi komunikasi online untuk sebuah organisasi.
  • Mempelajari bagaimana membangun dan menyertakan interaksi dari setiap proseskomunikasi.
OUTPUT
  • Peserta mampu membangun dan merencanakan sebuah branding organisasi dalam proses komunikasinya secara online.
  • Peserta mampu membangun strategi kampanye online sebagai salah satu cara komunikasi organisasi.
  • Peserta mampu mengelola interaksi yang terjadi selama melakukan kampanye online.
METODE

Fasilitator harap memperhatikan sejumlah prinsip dalam menerapkan modul ini:

  • Pemaparan materi mengenai branding & strategi komunikasi.
  • Peserta dibagi kelompok berdasarkan organisasi untuk mengidentifikasi branding dan membuat strategi komunikasi online-nya.
  • Pelatihan akan menggunakan metode pemaparan, workshop, dan diskusi.
  • Refleksi diperlukan untuk mendapatkan feedback terhadap pelatihan dan modul.
RINCIAN WAKTU
Durasi Materi Metode Catatan
5 menit Perkenalan
5 menit Sesi berbagi dari Peserta Sharing dari salah satu kelompok kecil. Ini adalah ajang latihan bagi peserta. Kelompok telah dibagi. Topik berbagi akan diusahakan sesuai tema, tetapi ada risiko beda tema.
30 menit Presentasi branding, strategi komunikasi, & engagement Ceramah interaktif Pada sesi ini peserta workshop dipersilahkan bertanya, demi menyelaraskan pemikiran
55 menit Workshop Fasilitasi dalam mengisi lembar kerja kelompok Menyiapkan flipkart, post it, dan alat tulis Pembagian kelompok berdasarkan organisasi
10 menit Refleksi dan penutup Diskusi dan tanya jawab
PERALATAN
  • Proyektor
  • Slide Presentasi
  • Video
  • Flip Chart
  • Post it
  • Alat Tulis
LANGKAH-LANGKAH
  1. Persiapan:
  • Materi presentasi beserta video-video yang akan diputar
  • Pastikan seluruh materi presentasi tersedia secara offline
  • Peralatan untuk kegiatan ini tersedia sesuai kebutuhan
  1. Perkenalan
  2. Sharing Session dari salah satu kelompok
  3. Presentasi branding, strategi komunikasi, dan menjalin engagement
    1. Branding Pada paparan di sesi ini, para peserta akan diajak mengenali apa yang dimaksud dengan branding, dan pentingnya sebuah brand sebagai identitas dari sebuah organisasi.

Pengenal singkat tentang apa itu branding dan mengapa branding itu penting menurut Kotler, Brand atau Merek merupakan sebuah nama, karakteristik, maupun term yang digunakan sebagai pembeda maupun mengidentifikasi barang atau jasa atau sebuah kelompok. Secara singkat, kita bisa menerjemahkan brand sebagai sebuah identitas yang menempel pada sebuah entitas, baik itu manusia, barang, maupun organisasi. Sedangkan Branding sendiri merupakan aktivitas komunikasi untuk membangun, mempertahankan, atau bahkan memperkuat sebuah brand itu sendiri. 

Tujuan dari branding adalah menciptakan pandangan publik terhadap sebuah entitas, baik itu manusia, barang, maupun organisasi. Dalam konteks kampanye online yang mengedepankan materi audio visual, branding memiliki peran yang sangat krusial, dalam membentuk identitas dari sebuah kampanye yang sedang dijalankan oleh sebuah organisasi, sebagai bagian dari aktivitas komunikasi. Bukan hanya dalam bentuk visual berupa bentuk, gambar, ataupun warna, tetapi juga bentuk aktivitas.

Pada sesi ini, pemateri akan menampilkan beberapa contoh pada branding pada pada kampanye #MeToo #TimesUp dan CocaCola yang sudah mengglobal. Kemudian dikontekstualkan dengan beberapa contoh kampanye yang dilakukan secara lokal, seperti oleh EcoNusa, WWF Indonesia, Pantau Gambut, dan Organisasi Perempuan di Indonesia.

Gambar: Prisma Branding – oleh Jean-Noel Kapferer

        • Physique
          Mendeskripsikan karakteristik fisik, terutama yang bisa dilihat seperti logo, icon, maskot, maupun materi visual lainnya yang merepresentasikan organisasi.
      • Personality
        Jika sebelumnya fisik berarti wajah dari organisasi, maka personality merupakan identitas yang atau ingin dimunculkan tidak terbatas dari komunikasi verbal.
      • Culture
        Budaya bisa berasal dari alasan kenapa organisasi didirikan. Dari mana organisasi terbentuk, bagaimana organisasi menjalankan kegiatannya, apa yang dipercayai dan menjadi value dari organisasi yang direpresentasikan dari setiap anggota maupun penerima manfaatnya dan bagaimana hal tersebut bisa terbentuk. 
      • Relationship
        Hubungan merupakan interaksi yang terjadi diantara organisasi dengan penerima manfaat maupun stakeholder. 
      • Reflection
        Reflection merupakan cara organisasi harus mampu mengaktualisasi audiens/penerima manfaat menjadi apa yang diinginkan oleh organisasi. Pada poin ini, penting sekali organisasi harus mampu menargetkan audiens secara spesifik. 
      • Self-Image
        Sedangkan self-image adalah bagaimana para penerima manfaat/ audiens mampu merepresentasikan organisasi dengan baik. Pada posisi ini audiens/ penerima manfaat dan juga organisasi berapa pada di posisi yang sama-sama membutuhkan satu sama lain. Bagaimana organisasi mampu memberikan manfaat kepada penerima manfaat/ audiens, begitupun sebaliknya.
    1.  Strategi komunikasi & engagement
      Strategi komunikasi merupakan hal yang esensial bagi sebuah organisasi untuk membantu menyampaikan pesan dari sebuah aktivitas komunikasi, kepada target yang diinginkan. Di sesi ini, pembahasan mengenai strategi komunikasi tidak terbatas untuk kampanye di kanal-kanal digital namun juga di kanal-kanal konvensional agar dapat berjalan beriringan.
      1. Mengenal kanal-kanal komunikasi konvensional dan digital
        Dengan merebaknya kanal-kanal media digital sebagai media utama untuk melakukan kampanye. Seringkali menjadikan organisasi melupakan peran dari media konvensional dalam mendistribusikan pesan-pesan kampanyenya. Dalam konteks gerakan grassroot, media konvensional memiliki peran penting untuk membangun sebuah komunitas, terutama dari sisi jangkauan yang lebih sempit, seperti koran, brosur, bahkan radio. Belum lagi, program pada organisasi di level akar rumput seringkali dilakukan di wilayah terpencil dan sulit diakses.
        Sedangkan peruntukkan media digital untuk kampanye online, bagi kawankawan grassroot lebih tepat digunakan sebagai media komunikasi, dalam mengkampanyekan hasil kerja mereka, maupun isu yang sedang diangkat. Hal ini dikarenakan fungsi kanal digital bagi organisasi akar rumput, seringkali digunakan untuk menjangkau organisasi lain maupun audiens baru.
        Berikut contoh beberapa media konvensional dan digital yang sering digunakan:
        • Konvensional: koran, brosur, pamflet, dan radio.
        • Digital: media sosial, website
      2. Mengenal dan membangun interaksi
        Sebuah strategi komunikasi bukan hanya sekedar cara bagi organisasi mengkampanyekan pesan, tetapi bagaimana menciptakan interaksi bagi audiensnya. Apa yang kemudian mereka ingin harapkan setelah proses kampanye dilakukan? Apa yang diinginkan dari audiens setelah mereka menerima pesan yang dikirimkan?
      3. Membangun strategi komunikasi organisasi
        Identitas telah diidentifikasi, kanal komunikasi telah ditentukan, dan telah mengetahui bagaimana cara membangun interaksi, kemudian hal selanjutnya adalah menyusunnya sebagai strategi komunikasi yang lebih tepat, dengan poin-poin berikut ini:
        • Menentukan tujuan komunikasi
          Dalam menentukan tujuan komunikasi, penting sekali memperhatikan siapakah audiens yang ingin kita sasar, mulai dari umur, demografi, jenis kelamin, hingga hobi. Hal ini akan mempermudah organisasi dalam menyusun tujuan komunikasi
          dari kampanye yang akan diusung.
        • Membangun persona
          Di tahap ini, organisasi perlu merumuskan atau membuat seorang tokoh berupa manusia, sesuai dengan jenis kelamin, sifat, kepribadian, hingga hobi yang ingin disasar.
        • Determine unique selling point
          Kemudian, organisasi perlu menganalisis kampanye-kampanye serupa dan membuat analisis S.W.O.T terhadap kampanye yang akan diusung. 
        • Menentukan konten pillar
          Konten pilar menjadi elemen penting selanjutnya, untuk membantu organisasi mampu menyampaikan pesan kampanye lebih terarah dan fokus terhadap tujuan dari kampanye yang diinisiasi. 
        • Membuat key message
          Sebuah konten pilar tentu tidak akan maksimal tanpa adanya key message, yang berfungsi sebagai pengikat antara satu pilar konten dengan pilar konten lainnya. 
        • Menentukan kanal komunikasi
          Pemilihan kanal komunikasi perlu dipikirkan secara matang oleh organisasi. Dan penting untuk dipahami adalah siapa yang akan kita tuju dan bagaimana persona dibuat, agar pemilihan kanal komunikasi bisa tepat guna. 
        • Community mapping
          Perlu disadari bahwa melakukan kampanye di isu sosial maupun pembangunan tidak dapat dilakukan sendiri. Perlu adanya kolaborasi dengan banyak pihak, tentunya untuk menggalang dukungan satu sama lain yang lebih besar.
      4. Workshop
        Identifikasi branding dan membuat strategi komunikasi dengan menyertakan perencanaan dalam membangun serta menjalin interaksi. Tahapan aktivitas ini meliputi:
        1) Pembagian kelompok berdasarkan organisasi.
        2) Analisa branding (15 menit)
        Kelompok akan diminta untuk menganalisis branding mereka menggunakan metode prisma branding membuat brand guideline.
        3) Membuat brand guideline organisasi (15 menit)
        Setelah melakukan analisis menggunakan prisma branding, kelompok akan membuat brand guideline yang nantinya bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
        4) Merencanakan strategi komunikasi kampanye online (25 menit)
        Pada sesi ini, masing-masing kelompok akan diminta untuk merencanakan strategi komunikasi kampanye dengan beberapa tahap:
        a. Awareness: strategi awal dalam mengenalkan kampanye yang diinisiasi.
        b. Engage: tahap dimana kampanye bertujuan untuk menjaring partisipasi audiens.
        c. Conversion: tingkatan yang bertujuan untuk mengajak audiens mengadvokasi isu.
        yang sedang dikampanyekan oleh organisasi.
      5. Refleksi
        Sesi ini diperuntukkan untuk berdiskusi dengan merangkum materi yang telah dikerjakan oleh peserta workshop.