Tentang

Home > Tentang

Pengantar

Inisiatif Lintas Ketergantungan (XDI) merilis data “Risiko Iklim Domestik Bruto” yang menganalisis lebih dari 2.600 wilayah di seluruh dunia. Data ini untuk memproyeksikan seberapa besar kerusakan ekonomi yang akan terjadi, akibat bencana terkait iklim pada tahun 2050. Dari data yang ditampilkan, Indonesia menempati peringkat lima negara paling rentan terhadap perubahan iklim. Data tersebut relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang sering mengalami bencana, khususnya bencana hidrometeorologi yang berpotensi mengancam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Dengan dampak perubahan iklim yang semakin mengancam masyarakat, perlu upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan sehingga masyarakat dapat memahami proses perubahan iklim, bagaimana dampaknya, serta bagaimana memitigasi dan beradaptasi.

Dampak jangka pendek dan panjang dari perubahan iklim paling dirasakan oleh kelompok rentan dan masyarakat di garis depan, meskipun mereka tidak berkontribusi banyak terhadap emisi yang menyebabkan perubahan iklim tersebut. 

OXFAM di Indonesia bekerja sama dengan para mitra berupaya memperkuat suara masyarakat agar praktik hidup berkelanjutan yang telah dilakukan oleh masyarakat lokal, dipublikasikan secara nasional dan tingkat global sebagai solusi kesadaran perubahan iklim.  Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan memberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas para mitra untuk menyuarakan dampak perubahan iklim. Sebagai dasar pelatihan, dibutuhkan panduan bagi para narasumber, agar materi yang diberikan lebih tepat sasaran dan efektif. Panduan bagi pemateri ini disusun dalam bentuk modul, yang ditulis oleh para pakar di bidangnya di bawah koordinasi KBR dan OXFAM.

Modul Pelatihan Kampanye Perubahan Iklim baik secara online atau offline, bertujuan membantu penyelenggara maupun narasumber yang akan menghelat kegiatan sejenis. Di dalamnya memuat secara detail konten yang akan disampaikan, metode penyampaian, perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan, hingga langkah-langkahnya. Materi dan metode pelatihan dikemas secara interaktif dan mendorong keterlibatan para peserta secara aktif. Materi juga diarahkan untuk memacu peserta menganalisis dampak dan risiko perubahan iklim di daerah masing-masing, adaptasi yang bisa dilakukan berdasarkan kearifan lokal, menyesuaikan dengan kondisi terkini, dan terakhir memandu mereka untuk mempraktikkan langsung langkah demi langkah untuk memproduksi kampanye perubahan iklim. 

Penafian (disclaimer): Oxfam di Indonesia bekerja di Indonesia sejak 1957 melalui Memorandum Saling Pengertian (MoU) dengan Kementrian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI). Materi yang terkandung di dalam dokumen ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pendapat dari Oxfam di Indonesia dan Kemensos RI.

Penutup

Harapan kami Modul Pelatihan Kampanye Perubahan Iklim, yang disusun melalui kerja sama KBR dan OXFAM bisa membantu para mitra atau pengguna lainnya yang hendak menyelenggarakan peningkatan kapasitas untuk kampanye perubahan iklim. Tentu saja kami menyadari bahwa Modul Pelatihan Kampanye Perubahan Iklim ini masih memiliki kekurangan dan membutuhkan pengembangan-pengembangan ke depan. Meski demikian, panduan yang cukup detail, yang memuat isi, metode penyampaian, perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan hingga langkah-langkahnya, akan memudahkan setiap pengguna/narasumber yang menyusun materi pelatihan.

Selain disusun dalam dokumen cetak, nantinya modul ini juga akan dipublikasikan di website KBR, sehingga bisa diakses pengguna lebih luas.

Daftar isi

  • Modul 1: Memahami Perubahan Iklim: Penyebab dan Tindakan yang Diperlukan (Ari Mochamad) 
  • Modul 2: Dampak Perubahan Iklim (Ahmad Arif)
  • Modul 3: Menuju Bisnis yang Responsif dengan Perubahan Iklim: Peluang Ekonomi dari Upaya Mitigasi yang Dapat Dilakukan Kelompok Petani dan Koperasi/UKM (Yustisia Rahman) 
  • Modul 4: Think Global, Act Local, Impact the Society (Verena Puspawardani)
  • Modul 5: Strategi Adaptasi untuk Perubahan Iklim bagi Sektor Pertanian dan Usaha Kecil Mikro (Selamet Daroyni) 
  • Modul 6: Memahami Pemasaran Sosial Sebelum Berkampanye (Dion Wardyono)
  • Modul 7: Membangun Identitas dan Bercerita tentang Organisasimu  (Imam Soedardji)
  • Modul 8: Menyusun Konten Online tentang Iklim (Dr. Emilia Bassar, M.Si, IAPR)
  • Modul 9: Etika dalam Media Sosial (Nender Sekar Arum)
  • Modul 10: Mengukur Tren dan Keberhasilan Kampanye di Media Sosial (Albi Panatagama)
  • Modul 11: Memobilisasi Publik agar Beraksi Masif,  dan Membangun Jejaring untuk Mendukung Aksi Kolektif   (Verena Puspawardani)
  • Modul 12: Kampanye dan Aksi Iklim Merancang Kampanye Offline yang Efektif, Aman dan Etis (Khalisah Khalid)
  • Modul 13: Merancang Kampanye (Nita Roshita)